Sabtu, 14 Januari 2012
Transaksi kuliner online Rp35 miliar/hari
BANDUNG (bisnis-jabar.com): Rangkuman berita ekonomi dari media massa yang terbit di Bandung hari ini a.l transaksi bisnis kuliner online di Jabar yang mencapai puluhan miliar per hari, kelangkaan rotan mentah di Jabar bikin cemas pengusaha, dan kebutuhan gandung di Tanah Air tahun ini meningkat. Berikut rangkuman lengkapnya:
KULINER ONLINE: Nilai transaksi bisnis kuliner secara online di wilayah Jawa Barat diperkirakan mencapai Rp30 miliar-Rp35 miliar dalam sehari didorong peningkatan penetrasi Internet dan telepon seluler.
Wakil Ketua Indonesia Marketing Association (IMA) Jabar Poppy Rufaidah mengatakan keberadaan Internet tidak dapat dimungkiri telah mengubah gaya hidup masyarakat, termasuk dalam aktivitas usaha dan berbelanja.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi RI pada 2012 yang diprediksi 6,3%, menjadi momentum baik tumbuhnya sejumlah usaha kecil menengah a.l busana muslim, makanan dan minuman halal dan industri kreatif.
“Kondisi ini perlu dicermati oleh para pengusaha baru maupun lama untuk meningkatkan efisiensi dan pendapatan. Tren pemasaran dan berbelanja secara elektronik menjadi pilihan utama karena efisiensi dan efektivitasnya,” katanya kepada Bisnis, kemarin. (Bisnis Indonesia)
INDUSTRI ROTAN: Pelaku industri mebel dan kerajinan berbahan baku rotan merasa cemas menyusul adanya kelangkaan rotan mentah di Jawa Barat. Selama satu bulan terakhir, volume produksi kerajinan rotan menurun 60%.
Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Cirebon Sumarca menjelaskan, kelangkaan rotan mentah terasa sejak akhir November 2011. Kelangkaan rotan mentah terjadi setelah pemerintah mencabut izin ekspor rotan ke sejumlah negara tetangga.Akibatnya, pengusaha kerajinan rotan kesulitan memenuhi permintaan pasar.
”Sejak pemerintah mencabut izin ekspor, bahan baku rotan mentah menghilang dari Cirebon.Kondisinya bahkan lebih langka dibandingkan saat kran ekspor rotan mentah masih diizinkan pemerintah.Kalaupun ada,itu pun harganya cukup mahal,” jelas Sumarca di Bandung, kemarin.
Saat ini,harga rotan mentah rata-rata naik sekitar 20% untuk semua jenis. Hal itu tentu saja cukup memberatkan perajin. (Sindo Jabar)
KEBUTUHAN GANDUM: Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang memperkirakan kebutuhan gandum tahun ini naik 8 persen dibanding pada 2011.
“Tahun lalu, kebutuhan tepung terigu sudah ekuivalen dengan 6 juta ton gandum yang dikonsumsi,” kata Franciscus di sela Dialog Pakar dalam Ketahanan Pangan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, kemarin.
Naiknya kebutuhan gandum ini didasari oleh kondisi ekonomi yang mulai stabil. Kondisi ekonomi dunia juga cukup stabil sehingga produksi gandum di sejumlah negara merangkak naik. “Sekarang produksi gandum dunia sudah normal, harga membaik dan ada penurunan,” ujarnya.
Pada setiap negara yang makanan pokoknya beras, gandum akan menjadi makanan pokok lainnya. Konsumsi gandum di Indonesia cukup tinggi, sehingga Franky meminta pemerintah menemukan teknologi khusus produksi gandum. Petani juga disarankan agar bercocok tanam gandum. (Koran Tempo)
sumber : http://bisnis-jabar.com & (Koran Tempo)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar